Sabtu, 29 September 2012

Sistem Ekonomi Tradisional



Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang di terapkan oleh masyarakat tradisional. Sesuai dengan keadaan yang tradisional, corak perekonomian bersifat tradisional. Sistem ekonomi tradisional di tandai dengan kegiatan ekonomi yang masih sangat terbatas, jumlah penduduk yang masih sangat sedikit, dan mereka saling mengenal.





Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional:
  1. Teknik produksi dipelajari secara turun temurun, dan bersifat sederhana .
  2. Hanya menggunakan sedikit modal.
  3. Pertukaran di lakukan dengan sistem barter.
  4. Tidak terdapat pembagian kerja, jika ada masih sangat sederhana.
  1. Tidak ada hubungan dengan dunia luar sehingga masyarakatnya statis.
  2. Tanah merupakan tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran.
  3. Tujuan berproduksi hanya sekedar memenuhi kebutuhan dan tidak mencari keuntungan.
  4. Kehidupan masyarakat bersifat kekeluargaan.
Kelebihan sistem ekonomi tradisional:
  1. Tidak terjadi persaingan karena semuanya dilakukan berdasarkan kebiasaan.
  2. Anggota masyarakat tidak dibebani target tertentu, karena kegiatan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Kekurangan sistem ekonmi tradisional:
1.     Masyarakat berbuat hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak untuk meningkatkan keseahteraan.
2.    Tidak bertujuan mencari keuntungan.
3.    Tidak berkembang.
4.    Tidak memperhitungkan efisiensi dan penggunaan sumber daya alam.
Negara yang menganut sistem ekonmi tradisional
Contoh negara yang menganut sistem ekonomi tradisional adalah Indonesia, seperti suku Badui di Banten, Dayak di Kalimantan, serta Asmat dan Dani di Papua yang memegang teguh adat dan tradisi mereka.
      





1 komentar: